Kamis, 25 Juni 2009

KEKUATAN MAGIS DIBALIK WARNA KAIN SASIRANGAN

Oleh Tajuddin Noor Ganie, M.Pd


Mardhika (2007), memaparkan bahwa warna-warna tertentu dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit tertentu yang diderita oleh seseorang.



Berikut ini dikutipkan paparan Mardhika.

1. Merah, warna ini dapat membantu mengurangi sakit kepala, karena warna ini mampu meningkatkan peredaran adrenalin di dalam tubuh. Jika sakit kepala letakanlah kain lembab berwarna merah di atas mata

2. Biru, warna ini dapat membantu mengurangi tekanan psikologis. Jika mengalami tekanan psikologis maka fokuskanlah pandangan mata ke arah segala sesuatu yang berwarna biru

3. Merah jambu, warna ini dapat membantu mengurangi penyakit sulit tidur (insomnia), karena warna ini mampu menampilkan suasana santai dan romantik

4. Hijau, warna ini dapat membantu mengurangi rasa letih, karena warna ini mampu menciptakan suasana harmoni dalam tubuh manusia

Etnis Banjar di Kalsel sesungguhnya sudah sejak ratusan tahun yang lalu meyakini bahwa di balik warna-warna tertentu tersembunyi kekuatan magis tertentu yang dapat dijadikan sebagai sarana penyembuhan. Keyakinan itulah yang pada zaman dahulu kala menjadi dasar diciptakannya kain sasirangan.

Kain sasirangan adalah sejenis kain yang diberi gambar dengan corak dan warna tertentu yang sudah dipolakan secara tradisional menurut citarasa budaya yang khas etnis Banjar di Kalsel.

Secara etimologis istilah sasirangan bukanlah kata benda sebagaimana yang dikesankan oleh pengertian di atas, tapi adalah kata kerja. Sa artinya satu dan sirang artinya jelujur. Ini berarti sasirangan artinya dibuat menjadi satu jelujur.

Kain sasirangan memang identik dengan kain yang diberi gambar dengan corak warna-warni berbentuk garis-garis jelujur yang memanjang dari bawah ke atas (vertikal). Sungguhpun demikian, istilah sasirangan sudah disepakati secara sosial budaya (arbitrer) kepada benda berbentuk kain (kata benda).

Pada zaman dahulu kala kain sasirangan diberi warna sesuai dengan tujuan pembuatannya, yakni sebagai sarana pelengkap dalam terapi pengobatan suatu jenis penyakit tertentu yang diderita oleh seseorang.

1. Kain sasirangan warna kuning merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit kuning (bahasa Banjar kana wisa)

2. Kain sasirangan warna merah merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit sakit kepala, dan sulit tidur (imsonia)

3. Kain sasirangan warna hijau merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit lumpuh (stroke)

4. Kain sasirangan warna hitam merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit demam dan kulit gatal-gatal

5. Kain sasirangan warna ungu merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit sakit perut (diare, disentri, dan kolera)

6. Kain sasirangan warna coklat merupakan tanda simbolik bahwa pemakainya sedang dalam proses mengobati penyakit tekanan jiwa (stress)

Menurut Seman (2007:6), pada zaman dahulu kala kain sasirangan diberi warna dengan zat pewarna yang dibuat dari bahan-bahan yang bersifat alami, yakni dibuat dari biji, buah, daun, kulit, atau umbi tanaman yang tumbuh liar di hutan atau sengaja ditanam di sekitar tempat tinggal para pembuat kain sasirangan itu sendiri.

Ada 6 warna utama kain sasirangan yang dibuat dari zat pewarna alami dimaksud, yakni.

1. Kuning, bahan pembuatnya adalah kunyit atau temulawak

2. Merah, bahan pembuatnya adalah gambir, buah mengkudu, lombok merah, atau kesumba (sonokeling, pen)

3. Hijau, bahan pembuatnya adalah daun pudak atau jahe

4. Hitam, bahan pembuatnya adalah kabuau atau uar

5. Ungu, bahan pembuatnya adalah biji buah gandaria (bahasa Banjar Ramania, pen)

6. Coklat, bahan pembuatnya adalah uar atau kulit buah rambutan

Supaya warnanya menjadi lebih tua, lebih muda, dan supaya tahan lama (tidak mudah pudar), bahan pewarna di atas kemudian dicampur dengan rempah-rempah lain seperti garam, jintan, lada, pala, cengkeh, jeruk nipis, kapur, tawas, cuka, atau terusi.

5 komentar:

  1. nice artikel, jadi itulah rahasia warna sasirangan. keren, ternyata budaya kita ada rahasianya ya...

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas inisiatif anda memuat tulisan saya di laman ini. Salam Dari Tajuddin Noor Ganie

    BalasHapus
  3. To : Muhammad Qori

    Terimakasih.. ^_^

    To : Bapak Tajuddin Noor Ganie

    Sama-sama Pa, malah harusnya saya yang terimakasih karena memuat tulisan Bapak. salam Kenal juga Pa

    BalasHapus
  4. Terimakasih untuk penjelasan tentang kain sasirangannya.....sangat membantu untuk semakin mengenal kain ini

    BalasHapus
  5. Sasirangan Mantafff....

    BalasHapus